January 14, 2017

Manusia dan Lingkungannya : Ilmu Alamiah Dasar

Pada saat ini manusia hampir di setiap negara telah menyadari bahwa dalam pembangunan betapa pentingnya memperhatikan keseimbangan lingkungan agar hasil pembangunan tidak tertuju pada manusia itu sendiri. Dalam hal ini, diperlukan kesadaran warga negara yang tinggi tentunya akan merespon manusia dalam memahami ilmu lingkungan.
oke, sebelum saya menjelaskan apa itu Manusia dan Lingkungannya : Ilmu Alamiah Dasar, nah bagi kalian yang mencari materi atau hanya sekedar membaca untuk memambah ilmu pengetahuan, artikel ini sangat cocok untuk kalian jadikan refensi belajar kalian, dan juga tentunya dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian dalam belajar ilmu alamiah dasar.
Dan bagi kalian yang sudah paham mengenai materi ini, saya rekomendasikan agar kalian membacanya lagi, sebab banyak sekali materi yang berkaitan dengan materi yang sebelumnya yang pernah kalian baca, justru hal itu kalian perlu membacanya lagi. yang dapat menambah pengetahuan kalian tentunya.
fkip-unmulkampusku13.blogspot.co.id

Mari kita bahas bersama.
A. Ilmu Lingkungan
Ilmu lingkungan menurut wikipedia adalah bidang akedemik multidispliner yang mengintegrasikan ilmu fisika, kimia, biologi, geologi dan geografi. ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan "ilmu murni" dan "ilmu terapan". Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi atau ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap makhluk hidup, yang menerangkan berbagai asas dan konsep­nya kepada masalah yang lebih luas, menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
Di samping dapat me­nyajikan berbagai asas konsep umum yang dapat digunakan oleh macam ilmu secara menyeluruh, ilmu lingkungan juga dapat menonjolkan kaitan serta hubungan aneka macam ilmu, serta dapat menjadi wadah bagi pendekatan interdisiplin ilmu dalam mengatasi masalah lingkungan hidup manusia dan makhluk hidup  lainnya.

B. Ekologi Sebagai Dasar Ilmu Lingkungan
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu ling­kungan. Dalam ilmu lingkungan seperti halnya ekologi, makhluk hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi ialah sekelompok individu-individu makhluk hidup yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu.

Individu
Dalam bahasa latin IN = Tidak; DIVIDUS = Dapat Dibagi, Individu ialah suatu satuan struktur yang membangun suatu kehidupan dalam bentuk makhluk. Terkadang, kita sulit membedakan individu dan satu rumpun. Serumpun rumput atau serumpun jahe sulit ditentukan dengan pasti, apakah rumpun itu merupakan satu individu atau sekumpulan individu. Jika kita teliti serumpun rumput, batang­-batang yang tampaknya seperti individu-individu ternyata bagian bawahnya yang tertimbun tanah salah saling berhubungan. Bila batang yang menjulang ke atas tanah itu dipindahkan dengan jalan memotongnya pada bagian bawah, ia akan tumbuh menjadi individu baru. Banyak sedikit individu yang termasuk dalam satu populasi bergantung pada potensi untuk berbiak silang antara individu yang satu dengan individu yang lain.

Populasi
Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu suatu spesies makhluk hidup yang sama. Cara menentukan batasan populasi yang lebih baik didasarkan pada pengaruh atau in­dividu yang lain dalam suatu populasi. Jadi, populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis daripada gejala individu yang selalu melakukan hubungan. Maka, populasi adalah kum­pulan individu sebuah spesies yang mempurryai potensi untuk berbiak silang antarsatu individu dengan individu yang lain.
Kalau kepadatan populasi itu sedemikian rupa naiknya sehingga kebutuhan po­pulasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lain-lain menjadi di luar kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau menyokong secukupnya, timbullah persaingan atau kompetisi. Persaingan ini menimbulkan dua akibat: (1) dalam jangka waktu yang singkat akan menimbulkan akibat (efek) ekologi dan (2) dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan akibat evolusi.

Komunitas
Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas, dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasinya adalah ibarat makhluk de­ngan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau kele­bihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun orga­nisasi hidup lainnya.

Perubahan Komunitas
Perubahan komu­nitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu "komunitas padat" sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau he­wan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Komunitas padat ini disebut "komunitas klimaks". Namun, perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas klimaks yang stabil tidak mungkin dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama.

Ekosistem
Tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas adalah ekosistem.
Di sini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan, tetapi juga segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem. Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh tumbuhan da­pat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Pembentukan jaringan hidup selanjutnya tentu saja bergantung pula pada kemampuan tumbuhan menyerap pelbagai bahan mi­neral dari dalam tanah, yang seterusnya diolah dalam proses metabolisme.
Pada rantai makanan, makhluk dalam ekosistem dikumpul­kan menjadi beberapa kelompok yang masing-masing mempu­nyai jarak transfer makanan tertentu dari sumber energi yang masuk ekosistem. Tumbuhan yang dapat membentuk bahan or­ganik dari mineral dan energi matahari dengan proses fotosin­tesis merupakan komponen produsen dalam ekosistem.

C. Pengaruh Manusia dalam Lingkungan
Faktor lingkungan, baik yang biotik maupun yang abiotik, selalu mengalami perubahan. Perubahan ini dapat terjadi secara tiba-tiba ataupun secara perlahan. Manusia dengan pengeta­huannya mampu mengubah keadaan lingkungan sehingga menguntungkan dirinya, guna memenuhi kebutuhannya. Pendek kata, intervensi manusia terhadap lingkungan terhadap ekosistem semakin dalam dan rumit, semuanya itu demi kesenangannya. Semakin tinggi kualitas lingkungan bagi dirinya, jumlahnya pun semakin meningkat. Terlihat bahwa populasi manusia yang berkembang dengan pesat ini, didampingi oleh perubahan lingkungan yang terus-menerus, akhirnya perlu mendapatkan perhatian dan tindakan bersama yang terencana dan terkoordinasi sehingga janganlah sampai menjurus ke arah yang dapat membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Perlu juga diingat bahwa kita hanya punya satu Bumi dan Bumi ini tidak pernah bertambah luas permukaannya. Bagai­manapun, pada suatu saat kapasitas tampung Bumi ini akan mencapai titik maksimal.

Lingkungan Hidup yang Diharapkan Manusia
Setiap makhluk hidup menginginkan agar tempat hidupnya memberikan keamanan dan menyenangkan. Semuanya demi untuk kelangsungan hidup bagi individu itu dan bagi je­nisnya. Suatu ekosistem mempunyai stabilitas tertentu. Semakin besar keanekaragaman ekosistem, semakin besar stabilitasnya, Suasana yang indah dan tenang adalah hal yang didamba­kan oleh setiap manusia, tetapi semua itu amat sukar dilakukan jika penduduk dari daerah itu telah mencemari lingkungan hi­dupnya. Perumahan sulit untuk diatur baik bentuk ataupun suasananya. Air mungkin tidak mencukupi lagi atau menjadi kurang sehat, udara menjadi kotor, dan cahaya matahari tidak lagi secerah yang diharapkan. Kesadaran dan pengertian harus dijalankan dengan teratur. Semuanya akan lebih mudah bila jumlah tidak melebihi kapasitas tampung suatu lingkungan hidup yang penuh dengan daya pendukung terhadap makhluk yang menghuninya. Pendek kata, bumi adalah placenta (ari-ari) kehidupan, tidak ada tempat lain lagi.

Macam Sumber Daya Alam
Bumi sampai saat ini telah menunjukkan kemampuannya untuk memberikan kehidupan bagi makhluk penghuninya. Hal ini disebabkan terdapat sumber daya alam yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya. Dari sekian banyak sumber daya alam yang tersedia, kita dapat mengelompokkan menjadi dua golongan, yaitu sumber daya alam berupa makhluk hidup (sumber daya alam biotik) dan sumber daya alam berupa benda tidak hidup (sumber daya alam abiotik).
Sumber alam biotik meliputi hewan liar maupun piaraan, hutan, dan tumbuhan lainnya. Sumber ini mempunyai sifat dapat memperbarui diri, artinya dapat memperbanyak diri dengan cara berkembang biak. Sumber alam abiotik tidak mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau bertambah banyak dan disebut non-renewable resources. Sebagai contoh sumber daya alam abiotik ini ialah minyak bumi, barang tambang atau mineral seperti batubara, tembaga, nikel, dan lain-lain.

Konservasi Sumber Daya Alam
Manusia mempergunakan sumber daya alam, baik biotik maupun abiotik, untuk mendukung kelangsungan hidupnya di planet Bumi ini. Keperluan sumber daya alam cenderung mening­kat terus karena adanya dua faktor utama: pertarna, adanya pertumbuhan penduduk yang pesat dan kedua karena perkem­bangan peradaban manusia yang memerlukan sumber daya alam yang lebih banyak lagi. Konservasi lingkungan merupakan masalah besar bagi kita yang meliputi: konservasi air, tanah, hutan, mineral, dan mar­gasatwa.
Konservasi air bertalian erat dengan konservasi tanah, dan bila kita berhasil mengatasi masalah air, kita sekaligus dapat pula mengatasi masalah tanah. Air, seperti kita ketahui, sangat diper­lukan dalam kehidupan manusia sehari-hari maupun bagi makhluk lainnya. Masalahnya di sini bagaimana memanfaatkan air yang ada semaksimal mungkin bagi keperluan manusia. 
Masalah utama dari penggunaan dan pengontrolan air antara lain: 
  1. Menyimpan air sampai kita gunakan.
  2. Mengangkutnya sampai ke tempat manusia memerlukannya dan
  3. Mencegah menumpuknya atau melenyapnya air pada suatu tempat yang sangat membahayakan manusia dan makhluk lain.
Pada saat ini, jumlah penduduk meningkat di desa, sehingga mendorong mereka untuk mendaki lereng guntung, membabat hutan, dan menanami dengan tumbuhan bahan pangan. Bahaya kekurangan air dan timbulnya erosi serta banjir merupakan salah satu akibat dari pembabatan hutan-hutan tersebut.
Pertumbuhan Penduduk dan Sumber Daya Alam
Pertambahan penduduk yang pesat tersebut sudah dapat dipastikan akan meningkatkan keperluan sumber daya alam bagi manusia. Sampai saat ini, hampir di seluruh bagian Bumi telah banyak ditemukan sumber daya alam mineral, dan bahan tambang lainnya. Bahkan, masih terus dilakukan eksplorasi di beberapa bagian Bumi ini.
Marilah kita tinjau secara sepintas beberapa sumber daya alam yang selama ini telah dapat dimanfaatkan bagi kesejahte­raan manusia. Sumber daya alam tumbuhan dapat berupa tum­buhan yang dibudidayakan seperti perkebunan, pertanian, atau­pun tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Kita masih dapat mempertahankan peranan hutan, asalkan kita dapat mengatur hutan sebagai sumber kebutuhan kita. Apa­lagi pada saat ini, keperluan manusia dari hutan terus meningkat sehubungan dengan adanya pertumbuhan penduduk di dunia, maka hutan akan menyusut.
Masalah pangan menjadi penting di samping masalah kehidupan lainnya pada saat ini. Para ahli di dunia masih ber­usaha agar pangan dapat mencukupi kebutuhan dunia, baik de­ngan cara ekstensifikasi, intensifikasi pertanian, maupun men­cari sumber pangan baru. Laut dan kekayaannya pada saat ini menjadi objek penelitian dalam pencarian sumber makanan baru. Lautpun menjadi sasaran pencarian sumber mineral yang mungkin terdapat di dasarnya.

Macam Polusi dan Bahayanya
Di suatu pihak, manusia telah menikmati sumbangan tekno­logi yang telah berhasil menunjang kehidupannya, sedangkan di pihak lain manusia telah pula mengalami akibatnya. Akibat tersebut, bersama-sama dengan adanya peledakan penduduk, telah menimbulkan krisis lingkungan manusia. Salah satu bentuk­nya ialah timbulnya polusi atau pencemaran lingkungan manusia dengan berbagai akibat.
Di samping itu, terus berpengaruh lokasi yang tidak langsung, yaitu pengaruh terhadap ekosistem yang sangat kom­pleks. Pollutant dapat digolongkan ke dalam dua golongan, bersifat kuantitatif (quantitative pollutant) dan bersifat kuantitatif (qualitative pollutant). Substansi yang secara alamiah terdapat di alam lingkungan, tetapi jumlahnya menjadi meningkat karena adanya kegiatan manusia dinamakan polutan yang bersifat kuantitatif. Sintesis yang dihasilkan oleh adanya kegiatan hidup manusia kita sebut pollutan yang bersifat kualitatif. Contoh yang pertama ialah: di alam kini sudah terdapat berbagai unsur seperti karbon, nitrogen, dan fosfor dalam siklus yang berlangsung terus-menerus. Namun, karena kegiatan manusia, unsur tersebut menjadi bertambah sehingga kemungkinan besar siklusnya pun akan terganggu. Contoh yang kedua ialah: adanya substansi sintesis buatan manusia, seperti pestisida, detergen, dan lain-lain yang masuk ke ling­kungan hiduf- manusia.

Polusi Udara
Pada saat ini, masalah polusi udara telah menimbulkan kekhawatiran banyak penduduk, terutama yang tinggal di kota besar dan daerah industri. Bahkan, ahli meteorologi mengatakan bahwa polusi udara tidak hanya meliputi kota besar, tetapi polusi udara telah meliputi ke seluruh atmosfer Bumi kita. Lapisan oksigen tipis yang menyelimuti permukaan Bumi mu­lai rusak dengan adanya polusi udara. Polusi udara menjadi penyebab logam cepat berkarat dan menyebabkan kerugian besar pada panen hasil pertanian.
Menurut data yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa polusi udara telah banyak menimbulkan gangguan kese­hatan manusia dan lebih jauh lagi telah banyak menimbulkan kematian. Apa sebenarnya akibat dari polusi udara terhadap kesehatan manusia itu, marilah kita teliti lebih lanjut mengenai polutan dan efeknya terhadap tubuh manusia.
Karbon monoksida dapat menyebabkan pekerjaan darah (butir darah merah) atau hemoglobin terganggu. Fungsi hemo­globin yang ada pada butir darah merah untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh menjadi terganggu karena terikatnya CO pada hemoglobin. Akibatnya, tubuh akan menga­lami kekurangan oksigen yang sangat vital sehingga jantung dan paru-paru akan bekerja lebih keras lagi untuk memberikan oksigen. Pengaruh ini cukup terasa akibatnya bagi penyakit jan­tung dan paru-paru.

Polusi Air dan Tanah
Polutan sebagai hasil kegiatan hidup manusia dapat juga mencemarkan air dan tanah. Di sini, sukar untuk membicarakan jenis polusi tersebut secara terpisah karena keduanya erat sekali. Bila jumlah penduduk suatu negara berkembang jumlahnya maka, perindustrian pun berkembang, sehingga masuklah banyak polutan ke sistem perairan,
Jenis polusi yang dijumpai pada negara yang sudah berkem­bang maupun yang sedang berkembang ialah adanya bahan plas­tik. Pada saat ini, telah banyak alat rumah tangga dan bahan pem­bungkus dari plastik. Bila bahan tersebut dibuang begitu saja, ia tidak dapat terurai sehingga akan mencemari perairan maupun tanah lingkungan hidup kita. Botol dan kaleng bekas juga meru­pakan sampah yang dapat merusak lingkungan kita.

Polusi Suara
Kebisingan yang berlangsung sehari-hari terutama di kota­kota besar, dengan berkembangnya teknologi dan pertumbuhan penduduk yang pesat diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam waktu 20 tahun mendatang. Seperti halnya suhu, kuat le­mahnya suara dapat diukur pula, yaitu digunakan satuan decibel (db).
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pengaruh suara tadi terhadap organ tubuh manusia. Akibat yang dapat timbul ialah hilangnya daya pendengaran secara permanen bila seseorang mendengar suara dengan kekuatan yang tinggi. Suara dengan tingkatan suara antara 50-55 db menunda seseorang tidur dan merasa lelah bila orang tersebut bangun kembali. Suara dengan kekuatan 90 db dapat berpe­ngaruh terhadap syaraf otonom (syaraf tidak sadar) dengan gejala perubahan tekanan darah, denyut nadi, konstraksi perut dan usus, sakit perut dan lain-lain.
Pencemaran fisik tidak semata-mata karena manusia meng­eksplorasi lingkungan fisik. Pada hakikatnya, bentuk pencemar­an yang ada adalah karena adanya pencemaran moral. Moral yang menjadi dasar terjadinya pencemaran yang bersifat fisik. Untuk menanggulangi pencemaran secara menyeluruh, harus di­lakukan perbaikan terhadap pencemaran moral dan mengemba­likan sifat mental manusia terhadap pengenalan dan pemahaman kembali seluruh nilai-nilai yang terkandung dalam hubungan manusia dengan lingkungannya.
Kebangkitan materialisme, renainsance, rasionalisme, kapi­talisme, serta pemujaan hasil-hasil ilmu pengetahuan tek­nologi tidak akan memecahkan persoalan jika manusia tidak kembali kepada kebenaran mental dan moral. Apapun revolusi yang dilakukan tidak akan memecahkan masalah, kecuali ma­nusia kembali ke hakikat manusiawi yang serasi dengan hukum kelestarian lingkungan hidup.

Perlu Kalian Ketahui :
Sekian dari bahan pembelajaran yang dapat saya sampaikan karna sebatas itulah kemampuan saya dalam menguraikan bahan-bahan materi manusia dan lingkungannya yang saya ambil dari berbagai sumber yang ada di internet maupun buku-buku.
Tentu banyak sekali makalah, bahan materi dan buku-buku lainnya yang bisa menjadi referensi kalian diluar sana, tidak ada salahnya ketika kita ingin menuntut ilmu itu bukan berasal dari satu sumber saja melainkan ada banyak sumber yang kalian bisa jadikan referensi, yang dalam arti belajarlah dari berbagai macam sumber, bukan hanya satu sumber saja.  Sekian dan mohon maaf atas kekurangannya, terimakasih.
Salam Sehat dan Sukses Selalu.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive