Gambar.1.0 |
Revolusi Mental dan Indonesia Baru
Revolusi Mental perlu menjadi strategi kolosal berskala nasional. Salah satu lokus bagi perubahan tersebut adalah pendidikan, formal maupun informal. Apabila kita sepakat bahwa salah satu kunci pendidikan untuk menghadirkan manusia berbudaya adalah orientasi kepada nilai (value-oriented), maka pendidikan tidak semata-mata mengajarkan pengetahuan tentang baik dan buruk, tetapi melatih hasrat peserta didik sampai terbentuk disposisi batin untuk selalu menghendaki yang baik. Di sinilah kita perlu menambah sebuah catatan akhir. Revolusi Mental yang membidik transformasi karakter hendaknya tidak diartikan sebagai pengurangan porsi pendidikan kognitif demi menambah porsi pendidikan karakter.
model pendidikan yang dianggap terlalu berat ke aspek kognitif dimengerti sebagai kritik terhadap model pendidikan yang hanya mengembangkan daya-daya kognitif paling rendah (menumpuk informasi dan mengingat), sebagaimana berlangsung selama ini. Sebaliknya, kita justru memerlukan model pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif secara lebih utuh (kemampuan analitik, logika, daya-daya reflektif, kritis, imajinatif, kreatif), namun terintegrasi ke kemampuan afektif dan komitmen untuk bertindak (aspek ragawi). Di dalam pengintegrasian ketiga aspek manusia itulah daya-daya reflektif manusia akan berkembang. Tanpa kemampuan reflektif, yang memberi kita pemahaman matang namun realistik tentang kinerja dunia kontemporer, mustahil kita memulai Revolusi Mental.
Tibalah kita dipenghujung artikel semoga dari pembahasan diatas menambah pengetahuan kita bersama, terima kasih.
Salam Sehat dan Sukses Selalu.
0 komentar:
Post a Comment